Peneliti Buat Baterai dari Tumbuhan
Koarnews - Peneliti asal City College of New York
(CCNY), bekerjasama dengan peneliti dari Rice University and the U.S.
Army Research Laboratory, unruk mengembangkan perangkat baterai ramah
lingkungan.
Dilansir oleh Redorbit, Jumat (14/12), baterai "Green" ini berasal dari bahan-bahan yang tidak berbahaya, sehingga aman untuk lingkungan saat baterai tersebut dibuang. Komponen baterai baru ini dapat menjanjikan baterai lithium-ion yang didukung dengan purpurin, yakni berasal dari akar tumbuhan.
"Baterai hijau adalah kebutuhan saat ini, namun ini tampaknya belum benar-benar mendapatkan perhatian. Ini adalah area yang memerlukan perhatian segera dan dorongan berkelanjutan," tutur Arava Leela Mohana Reddy, insinyur di Rice.
Ia mengatakan, fokus saat ini peneliti masih melakuka nriset pada baterai konvensional. Peneliti mendapatkan tantangan untuk tidak hanya mengembangkan baterai ramah lingkungan, tetapi juga peningkatan pada kapasitas.
"Isu-isu tersebut (peningkatan kapasitas) sangat penting, begitu dengan masalah-masalah seperti kesinambungan dan daur ulang," ujarnya.
Dilansir oleh Redorbit, Jumat (14/12), baterai "Green" ini berasal dari bahan-bahan yang tidak berbahaya, sehingga aman untuk lingkungan saat baterai tersebut dibuang. Komponen baterai baru ini dapat menjanjikan baterai lithium-ion yang didukung dengan purpurin, yakni berasal dari akar tumbuhan.
"Baterai hijau adalah kebutuhan saat ini, namun ini tampaknya belum benar-benar mendapatkan perhatian. Ini adalah area yang memerlukan perhatian segera dan dorongan berkelanjutan," tutur Arava Leela Mohana Reddy, insinyur di Rice.
Ia mengatakan, fokus saat ini peneliti masih melakuka nriset pada baterai konvensional. Peneliti mendapatkan tantangan untuk tidak hanya mengembangkan baterai ramah lingkungan, tetapi juga peningkatan pada kapasitas.
"Isu-isu tersebut (peningkatan kapasitas) sangat penting, begitu dengan masalah-masalah seperti kesinambungan dan daur ulang," ujarnya.
Menurutnya, purpurin tersebut telah digunakan selama berabad-abad dalam
produksi tekstil untuk membuat warna seperti merah, orange serta merah
muda.
Namun tim peneliti menemukan bahwa unsur purpurin juga bisa digunakan sebagai bahan dasar dan alternatif ramah lingkungan. Temuan ini juga dilaporkan dalam jurnal akses terbuka, Scientific Reports.
Namun tim peneliti menemukan bahwa unsur purpurin juga bisa digunakan sebagai bahan dasar dan alternatif ramah lingkungan. Temuan ini juga dilaporkan dalam jurnal akses terbuka, Scientific Reports.
0 comments:
Posting Komentar